Pages

Wednesday 25 March 2015

[REVIEW] INSYA ALLAH YOU’ILL FIND YOUR WAY BY HENGKI KUMAYANDI



Judul              : Insya Allah You’ill Find Your Way

Penulis             : Hengki Kumayandi

Penerbit           : Wahyu Qolbu

Tebal               : 352 Halaman

Terbit               : Cetakan pertama, 2014

Kategori           :Novel Islami



Sinopsis :
 Kisah tentang tiga anak manusia dengan takdir kehidupannya masing-masing. Tentang Bramudya Ilyas (Bram) yang berjuang untuk bertahan hidup, tentang Fajrin yang begitu teguh dengan prinsipnya, dan tentang Elis yang mencuri hati salah seorang di antara Bram dan Fajrin.
Ketiganya adalah sahabat sejati yang tengah mencari dan menentukan jati diri. Lalu, bagaimana ketika cinta hadir di antara ketiganya? Apakah persahabatan mereka masih tetap rekat? Dan, bagaimana ketika persahabatan mereka harus terpisahkan oleh sebuah takdir?

Review :

Ini adalah novel ke dua dari Pak Hengki Kumayandi tapi jadi novel pertama beliau yang aku baca. Aku benar-benar ingin membacanya karena aku tertarik dengan judulnya dan beliau juga Kepala Sekolah grup kepenulisan online Kobimo.
Novel ini fokus menceritakan sosok Bram. Seorang mahasiswa pintar dan juga cukup alim. Dia terpaksa mengajar di sebuah sekolah karena tuntutan biaya hidup. Parahnya, dia ditempatkan di sebuah sekolah yang suka tawuran dan suka nyari masalah. Dari ini, aku berpikir sejenak. Apakah Bram bisa melakukannya?
Suasana kelas yang kacau, penuh siswa-siswa urakan. Aku bisa merasakan atmosfernya. Bram mulai menjalani hidupnya di sekolah setelah dia pulang kuliah. Sosok Elis yang solehah dan juga teman satu kosnya Fajrin menjadi penyemangat dan penguat baginya.
Ceritanya yang disajikan benar-benar inspiratif. Perjuangan Bram untuk ‘menyulap’ murid-muridnya berbuah manis. Mereka yang pada awalnya mengganggapnya hanya sebagai angin lewat, perlahan mencair dan berbalik menjadikannya sebagai teman. Sayangnya, di akhirnya cerita dia harus kehilangan dua hal yang paling berharga baginya. Bahkan aku sebagai pembaca sangat kaget dan agak kesal. Kenapa Fajrin harus meninggal? Lalu setelahnya Elis juga menyusulnya. Kurasa ini terlalu sadis buat Bram. Bab-bab terakhir sukses membuat mataku berkaca-kaca. 

Bahasanya yang ringan membuatku hanyut ke dalamnya. Namun persoalan-soalan tentang murid Bram terselesaikan agak terkesan terburu-buru. But, it will be too long kalau semuanya diceritakan terlalu detil, ehehe

Empat bintang untuk novel ini. 



0 comments:

Post a Comment

Saya menghargai secret reader.
Jika mau berkomentar, tulis saja.
Jika tidak, cukup baca.
Dan kembali jika kau mau.

 
Copyright (c) 2010 Segores Coretan and Powered by Blogger.