Pages

Wednesday 25 April 2012

Marvel (Believe)

Marvel (Believe)
Lina Ramdayani

Senja memang telah berpulang 
namun aku masih memiliki malam
memancarkan sinar maha sempurna
dan diantara  rasi-rasi yang menghias
kutemukan titik cahya keemasan menyapa
menyampaikan kuasa Tuhan yang nyata
dan di sanalah kuyakin keajaiban itu ada

Sejuta senyum untuk ...


telah kutorehkan segenggam kabar untukmu
kabar yang tak sempat menyapamu
dan kenangan yang tak akan hilang
kan kusimpan dalam segores kalimat rindu
jika hari ini kau tak sempat mengenggamnya
aku berjanji esok ‘kan kuukir sejuta senyum untukmu
ingatlah aku sebagai malaikat kecil
yang akan setia memberimu kesempuranaan
karena hidupmu lebih dari hidupku

Admirer

Admirer
Lina Ramdayani

Dalam petang lalu, terngiang lirih bahasaku
menggetar batin, melihatmu bersama senyummu
dan hatiku mulai memanggilmu

Aku melihatmu lebiha dari kau melihatku
Lihat aku seperti aku melihatmu

Aku bergelut dengan kebisuan
Bersembunyi dan terdiam
Satu langkahmu tak lepas dari jangkauanku
Sayangnya aku terlalu canggung untuk membuatmu rencat

Ketika diursus itu, pertemuan pertama
Pernahkan batin berpikir?
Ketika raga tengah ajur, bisikan itu menerobos
Menghasut hati, kaulah yang terpilih
Batin bergeliat, meyakinkan, memaksaku
Bukankah saat ini kau telah di hadapanku?
Kata hati ini tak lagu kuasa kucegah

Dan waktu ini telah tiba
Tak kusembunyikan lagi

Sayangnya kumbangku memanggil mawar lain
Aku terhenti dan mati

Wednesday 11 April 2012

DI SEBUAH SURAU ADA MAHAR UNTUK MU


Coming Soon
alhamdulillah sebentar lagi akan terbit buku perdana Gawangnya berkarya dalam even 2
 oleh : Gawangnya Berkarya



DI SEBUAH SURAU ADA MAHAR UNTUK MU
Penulis                   : Ady Azzumar, dkk
Penyunting           : TINTA Media
Design cover        : Anonim
Desain Layout Isi : Anonim
Cover color           :  laminasi matt ap230
Tebal Halaman    : + 450 halaman
cet. 1, 2011          : 13,5 x 20cm
Penerbit                : TINTA Media
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Cetakan I, 2011
cet. 1, 2011; 13,5 x 20cm
ISBN                       : 978-


DI SEBUAH SURAU ADA MAHAR UNTUK MU
(Novelet: Ady Azzumar)

......
“Semua kembali pada Abah, bila menurut Abah dan Ibu ini terbaik buat Nissa,
Nissa setuju saja Abah” airmata pun tumpah membasahi ke dua pipi wajah Nissa.

“Hanya satu Abah yang ingin Nissa tanyakan pada calon suami Nissa
. Mahar apa yang ia berikan buat Nissa?”
Semua terdiam. Ayah Nissa pun kaget dan tidak akan berpikir
sejauh apa yang akan ditanyakan barusan oleh anaknya.
Suasana menjadi hening.

“Aku bersedia hijrah dari Katolik menuju Islam, dan Syahadatku
 ini nantinya  yang akan menjadi mahar untukmu” hatinya tegetar hebat
ketika apa yang barusan diucapkan, pilihan bijak atau
sebuah hidayah menghantarkan Zandy berkata sedemikan.

....



Surau Di Ujung Sepi
Karya: IRFAN FAUZI. 


Hanya kayu rapuh yang menyanggamu
puing berayap menjadi atapmu
kala hujan datang basah kuyup menggenangi suasanamu.
Namun dalam kedamaianmu lah akan tercipta kehidupan.
Saat kening tersentuh lantai dinginmu,
betapa sejuk jiwa dan hati bersamamu.
Kau peneduh dalam gersang kehidupan.

Ketika ufuk barat mewarnai langitnya dengan lembayung kuning
dan dawai waktu bersenandung
menggelincirkan hitungan detik menuju senja.
Di saat itulah engkau akan menebarkan Asma Tuhan,
lantunan adzan menggema dari arahmu.
Menjelajahi relung hati bagi jiwa manusia
untuk tunduk dalam dekapan rahmat Illahi.

Di bawah gemericik kasih sayangNya,
kau naungi segenap telapak diri yang pasrah pada Illahi.
Dalam pekat malam, saat cahaya rembulan menerangi jubah Mihgrobmu
hanya secercah redup dari kuningnya lentera yang tergantung di berandamu,
kau senantiasa menghidupkan hitamnya malam.
Terkadang simponi dengkuran burung menghias di atapmu
Melagukan dzikir keanggunan malam.

Namun sejalan bergantinya pagi menuju siang,
bersanding sore menyusul malam, berganti pula hari dan bulan.
Kini tak setapak pun langkah kaki
sempat bertandang menuju lantai naunganmu
debu pun semakin akrab menyusun lekuk kayu rapuh penutup punggungmu.
Kini kau sendiri, sepi ketika kau lantunkan adzan
sunyi saat kau menyeru Asma Tuhan.
Lelahnya hawa senja menjauhkan telapak yang akan mengetuk pintumu,
malam yang dingin pun jemu menelantarkan lenggangnya berandanmu
dari kening yang bersujud.

Dan ketika timur datang membawa cahaya kehidupan
kau lantunkan panggilan Tuhan dengan kesendirian.
Hanya embun dingin yang tunduk jatuh ke bumi,
hanya kabut pagi yang bersemi memuji kebesaran Illahi.
Sedang kau tersisih sepi dari tangan-tangan
yang menengadah menghadap Illahi


Endorsemen :
"Kisah-kisah manis yang membuktikan bahwa cinta ada karena intervensi Illahi."
(Nessa Kartika – Singapura, Penulis Favorit UNSA 2011)


Pengantar Penerbit

MASJID 
   Kata masjid terulang sebanyak dua puluh delapan kali di dalam Al-Quran.
  Dari  segi bahasa, kata tersebut terambil dari akar kata sajada-sujud,
 yang  berarti  patuh,  taat,  serta  tunduk dengan penuh hormat dan takzim.
Meletakkan  dahi,  kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi,
yang kemudian dinamai sujud oleh syariat,  adalah  bentuk  lahiriah
yang  paling  nyata  dari makna-makna di atas.
itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan  untuk  melaksanakan  shalat
 dinamakan masjid, yang artinya "tempat bersujud."[1]
Jika dikaitkan dengan bumi ini,  masjid  bukan  hanya  sekadar tempat  sujud
  dan  sarana penyucian.

Di sini kata masjid juga tidak lagi hanya berarti bangunan tempat shalat, 
atau  bahkan bertayamum  sebagai  cara  bersuci  pengganti wudu tetapi
kata masjid  di  sini  berarti  juga  tempat  melaksanakan   segala aktivitas 
manusia  yang  mencerminkan  kepatuhan kepada Allah Swt. 
Dengan  demikian,  masjid  menjadi   pangkal   tempat   Muslim bertolak,
sekaligus pelabuhan tempatnya bersauh.
Cerita pendek (cerpen) sebagai salah satu jenis karya sastra ternyata
 dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.
 Di antaranya dapat memberikan pengalaman pengganti, kenikmatan,
mengembangkan imajinasi, mengembangkan pengertian tentang perilaku manusia,
dan dapat menyuguhkan pengalaman yang universal.
 Pengalaman yang universal itu tentunya sangat berkaitan dengan hidup
dan kehidupan manusia serta kemanusiaan.
Ia bisa berupa masalah perkawinan, percintaan, tradisi, agama, persahabatan,
 sosial, politik, pendidikan, dan sebagainya.
Jadi tidaklah mengherankan jika seseorang pembaca cerpen,
 maka sepertinya orang yang membacanya itu sedang melihat miniatur kehidupan manusia
dan merasa sangat dekat dengan permasalahan yang ada di dalamnya.
Akibatnya, si pembacanya itu ikut larut dalam alur dan permasalahan cerita.
Bahkan sering pula perasaan dan pikirannya dipermainkan oleh permasalahan cerita yang dibacanya itu.
 Ketika itulah si pembacanya itu akan tertawa, sedih, bahagia, kecewa,
marah, dan mungkin saja akan memuja sang tokoh atau membencinya
.Membaca kumpulan cerita pendek dan puisi yang termaktub
dalam buku “DI Sebuah Surau, Ada Mahar Untuk Mu”,
membuktikan bahwa generasi penulis
 saat ini masih banyak yang perduli akan bacaan terhadap nilai-nilai moral agama.
 Bertema masjid, surau, langgar atau musholah, teringat dengan
sebuah judul Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis.  
Robohnya Surau Kami adalah sebuah kumpulan cerpen sosio-religi karya A.A. Navis.
Cerpen ini pertama kali terbit pada tahun 1956, yang menceritakan dialog Tuhan dengan Haji Saleh,
seorang warga Negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah.
Cerpen ini dipandang sebagai salah satu karya monumental dalam dunia sastra Indonesia.
Begitupun dengan kumpulan puisi di dalam buku ini,
teringat kembali akan puisinya Karya Taufik Ismail yang berjudul Mencari Sebuah Mesjid:


Aku diberitahu tentang sebuah masjid
yang tiang-tiangnya pepohonan di hutan
fondasinya batu karang dan pualam pilihan 
atapnya menjulang tempat tersangkutnya awan
 dan kubahnya tembus pandang, berkilauan
digosok topan kutub utara dan selatan
Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang sepenuh dindingnya yang transparan
dihiasi dengan ukiran kaligrafi Quran
dengan warna platina dan keemasan
berbentuk daun-daunan sangat beraturan
serta sarang lebah demikian geometriknya
ranting dan tunas jalin berjalin
bergaris-garis gambar putaran angin
Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang masjid
 yang menara-menaranya menyentuh lapisan ozon
dan menyeru azan tak habis-habisnya
membuat lingkaran mengikat pinggang dunia
kemudian nadanya yang lepas-lepas
disulam malaikat menjadi renda-renda benang emas
yang memperindah ratusan juta sajadah
di setiap rumah tempatnya singgah
Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang sebuah masjid yang letaknya di mana 
bila waktu azan lohor engkau masuk ke dalamnya
engkau berjalan sampai waktu asar
tak bisa kau capai saf pertama
sehingga bila engkau tak mau kehilangan waktu
bershalatlah di mana saja
di lantai masjid ini, yang luas luar biasa
Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang ruangan di sisi mihrabnya
yaitu sebuah perpustakaan tak terkata besarnya
dan orang-orang dengan tenang membaca di dalamnya
di bawah gantungan lampu-lampu kristal 
terbuat dari berlian yang menyimpan cahaya matahari
kau lihat bermilyar huruf dan kata masuk beraturan
ke susunan syaraf pusat manusia dan jadi ilmu yang berguna
di sebuah pustaka yang bukunya berjuta-juta
terletak di sebelah menyebelah mihrab masjid kita
Aku rindu dan mengembara mencarinya

Aku diberitahu tentang masjid yang beranda dan ruang dalamnya
tempat orang-orang bersila bersama
dan bermusyawarah tentang dunia  dengan hati terbuka
dan pendapat bisa berlainan namun tanpa pertikaian
dan kalau pun ada pertikaian bisalah itu diuraikan
dalam simpul persaudaraan yang sejati
dalam hangat sajadah yang itu juga
terbentang di sebuah masjid yang mana

Tumpas aku dalam rindu
Mengembara mencarinya
Di manakah dia gerangan letaknya ?

Pada suatu hari aku mengikuti matahari
ketika di puncak tergelincir dia sempat
lewat seperempat kuadran turun ke barat
dan terdengar merdunya azan di pegunungan
dan aku pun melayangkan pandangan
mencari masjid itu ke kiri dan ke kanan
ketika seorang tak kukenal membawa sebuah gulungan
dia berkata :
“Inilah dia masjid yang dalam pencarian tuan”

dia menunjuk ke tanah ladang itu
dan di atas lahan pertanian dia bentangkan
secarik tikar pandan
kemudian dituntunnya aku ke sebuah pancuran
airnya bening dan dingin mengalir beraturan
tanpa kata dia berwudhu duluan
aku pun di bawah air itu menampungkan tangan
ketika kuusap mukaku, kali ketiga secara perlahan
hangat air terasa, bukan dingin kiranya
demikianlah air pancuran
bercampur dengan air mataku
yang bercucuran

Jeddah 1990.

        Indah bukan? Begitupun dengan puisi-puisi yang tergabung dalam buku ini. Seni puisi atau sajak, di satu pihak harus mampu mengajak seseorang beriman,mengagungkan Tuhan,dan di lain pihak ia harus mampu mengasimilasi sifat-sifat Tuhan seperti Asmaul-Husna (99 sifat Allah) dalam diri manusia seperti ccinta kasih, penyayang, dan lain sebagainya, yang mampu membawa kedamaian bagi umat manusia. Penyair berkarya menciptakan puisi untuk menyesuaikan diri secara lebih baik dengan tata ciptaan-Nya. Dapat dinyatakan bahwa konsepsi estetik manusia-penyair berpangkal tolak dri tiga dimensi: religiusitas, personal-individual, dan mengungkap persoalan sosial.

        Akhir kata, kami hadirkan buku ini, semoga dapat menjadi makna berharga, menjadi salah satu manifestasi dari indahnya berkarya. Selamat menikmati dan menemukan maknanya.

TINTA Media.
2011


[1] Oleh Dr. M. Quraish Shihab, M.A.



Daftar Isi
Pengantar Penerbit ...................................................... 5
Daftar Isi ........................................................................ 13
Di Sebuah Surau Ada Mahar Untuk Mu
Karya: Ady Azzumar .......................................... 15
Rumah Kedua
Karya: Abi Sabila .............................................. 49
Kutemukan Ketulusan Hati
Karya: Himmah Mahmudah ................................... 57
Tiada Kata Terlambat di-Mata-Mu
Karya: Yati Rachmat .......................................... 65
Di Pintu-Mu Aku Mengetuk
Karya: Oktaviana M ........................................... 73
Aku Pada Mu
Karya: ENDANG SSN ......................................... .83
Beranda Taubat
Karya: Sandza ..................................................95
Cahaya Surau Kami Mengalahkan Mentari
Karya: Hakiki Erawati. ....................................... 103
Cintamu, Kagumku di Surau-Nya
Oleh: Hylla Shane Gerhana ................................. 117
Speaker Masjid Kampungku
Karya: Faiz Fathur Roshan .................................. 129
Moskee Selwerd
Oleh : Sri Aktaviyani .......................................... 135
Subuh Gemetar Rindu
Karya: Zuliana Ibrahim........................................ 143
Sebuah Kota Asing
Karya: Dodi Prananda ........................................ 153
Tamasya dari masjid ke Masjid
Karya: Meidian Putri Zusana ................................. 163
Sehangat Dekapan Masjid
Karya: Syifa Enwa ............................................ 169
Wak Sariman, Penjaga Masjid
Karya: Bendi Saputra ......................................... 179
Rindu Masjid
Karya: Widya N. ............................................... 189
Langgar
Karya: Aisyah Lsety ........................................... 201
Malaikat Masjid
Karya: Dwi Sysil ................................................ 211
Puisi Pilihan Terbaik Surau di Ujung Sepi ...... ........223 - 433
  1. Cinta yang Paling Karya: Dimas Indianto S  
  2. Tuhan  Aku  Datang Pada-MU Karya: Budi Syuhandi 
  3. Muhasabbah ketika Dhuha Karya: Wahyu Wibowo 
  4. Pergi Kerumah-Mu, Kekasih Karya: Khairi Esa Anwar 
  5. Kutemukan Cinta-Mu  Karya: Endang SSN  
  6. Kembali Mencari-Mu Karya: Intan Purnama   
  7. Mengiba Ampunan Karya: Dee Dyantry 
  8. Rumah-Mu dan Kenangan Hijaiyah Karya: Syadza Zahratun Nufus  
  9. Cerita Seorang Hamba Karya: Agustini  Suciningtias 
  10. Renjana Nirwana  Karya: Reny Ariani
  11. Harapan Karya: Prajna Farravita
  12. Izinkan Aku Kembali Pulang Karya: Palupi Jatuasri
  13. Taubat Nasuha Karya:  Laksmi Kartika Rukmi
  14. Saksi Karya: Amalia Masturah
  15. Keterasinganku pada Sebuah Surau Karya: Nenny Makmun
  16. Persegi Kedamaian Karya: Fajar Sidik
  17. Pelabuhan Rinduku Karya: Deenaya Azka
  18. Ku Sadari CintaMu di Surau itu Karya: Ulul Rizkia Fitriani
  19. Sempatkan… Karya: Adi Saputra
  20. Ruang Cinta Karya: Dafriansyah Putra
  21. Menyapa-Mu di Sepertiga Malam Karya: Pretty Angelia Wuisan
  22. Pendar Cahaya Rumah-Mu Karya: Sakura Raihany Izza
  23. Bulan Sabit Kecil Karya: Rika Rusianum
  24. Senandung Rinduku Pada-Mu Karya: Asni Ahmad Sueb
  25. Di bawah Kubah Suci-Mu Karya: Diewan Wulan Ai
  26. Tasbih Hati  Karya: Yuliana sugestina
  27. Potongan Bulan Karya:Rini Febriani Hauri
  28. Sudianto : SYAF PERTAMA DARI HITUNGAN JAM
  29. Rumah-Mu karya: Ai Titing Setiasih
  30. Disebuah Mesjid yang Sederhana Karya: Muhamad Dodi Kurniadi, SE
  31. Memenuhi Panggilan-Mu Karya: Fajar Kurniawan Januar Efendi
  32. Masjidpun Merindukan Kita Karya: Atika Lusi Tania
  33. NENEK TUA PEMUNGUT DAUN Karya: Nyi Penengah Dewanti
  34. Sajak Durjana Karya:  Faizal Oddang
  35. Tersadar dalam Kenangan Karya: Irdha Diah Utami
  36. Saksi Sepotong Sajadah Suci  Karya: Sandza
  37. Masjid Oh Masjid Karya: Rismayanti
  38. Lima Waktu Menyanyikan Cinta Karya: A’yat Khalili
  39. ka Lantunan Adzan Menyapaku Karya: Bagas Jiddan
  40. Perjalanan Musafir Karya: Zha Chocola
  41. Masjidku Kini Karya: AniqZ3n Lintang Kelana
  42. Riwayat Masjid-Mu Terdahulu… Karya:  Astuti A.Palupi
  43. Sembah Sujudku Karya: Ghofar El Ghifary
  44. Antara Engkau dan Perjalanan Spiritualku Karya: HW Prakoso
  45. Menara Cinta Karya: Syaiful Mustaqim
  46. Azan Karya: Ruqayyah Hanifah El-Yunusi
  47. Dalam Sujud Kutemukan Ketenangan Karya: Dewi Amalia
  48. Sajadah dalam Surau yang Hilang Karya: M.Rahmat
  49. Menemui Rinduku Karya: Dita Hyun Rin
  50. Pupus Karya: Rusydi Zamzam
  51. Langgar Karya: Sajak Raden Aksara
  52. Sebelum Magrib Karya: Rian Ibayana
  53. Marilah Menuju Kemenangan karya:  Irfan Hidayat
  54. Petapa Gila Karya: Ahmad Moehdor al-Farisi
  55. Lantunan Indah Berkumandang Karya: Fifi Utami
  56. Aku ingin Pulang Karya: AristaDevi
  57. Di dalam Rumah-Mu Karya: Erma Rostiana D.
  58. Aku Kembali Karya: Zahrah Satifa
  59. Berlumur Dosa Karya: Rian Asnul Maulana
  60. Alun-Mu Mengantarku Bersimpuh Karya: Profegama Mezzaluna Intanis Bunga Anugrahati
  61. Sujud Lelampat Malaikat Karya: Yadi Alfateh
  62. Jangan benci Aku, Tuhann Karya: Yasmin Hanafi
  63. Sampai Karya: Melanida Tagari
  64. Atas Nama Cinta karya: Aa_Kaslan
  65. Tunduk Setengah Badan Karya: Winas Nazula F.M.
  66. Tiga Malam Karya: Karyadi 
  67. Di Surau ini Ku Bersembunyi Karya: Edy Arif Tirtana
  68. Kebersamaan itu telah Aku Terima dari Mu Ya Allah Karya: Rika Julia Koto
  69. Tubuh Subuh yang Teduh Karya: Ayumi Maulida
  70. Inilah Jalan Hidupku Karya: Ajie Wicaksono A T 
  71. Akulah Hamba: Parau dalam Surau Karya: Tubagus Rangga Efarasti
  72. Di Pintu-Mu, Kubaringkan Hatiku Karya: La Jiwani
  73. Bahagia di Bawah Langit-Langit Surau Kecil-Mu Karya: Chandra Ayudiar Arie
  74. Masjid; Dia dan Mereka Karya: Ardie Pelopor
  75. Maghfiroh-Mu Karya: Mirna Mardianah
  76. Kerinduan Surau Karya: Kurnia Hidayati
  77. Dalam Sujud Ku Karya : Nurhidayatika Awaliah Abdillah
  78. Sajak Hamba Berkalung Dosa Karya: Rianto
  79. Menghimpun TobatKarya: Syamsa Hayyu
  80. Derita Surau Tua Karya: Pena Hijau
  81. Perjumpaan Karya: Zahra Qomara
  82. Karena Rindu Tak Kunjung Menguncup Karya: Fauziah
  83. Di Sini Kau Sentuh Hatiku Karya: Eva Riyanty Lubis
  84. Deru Hati Pendosa Karya: Futicha Turisqoh
  85. Akhirnya, Ku Menemukan-Mu Karya: Fitriana
  86. Tanpa Tanda Jasa  Karya: Alaysa Nichmatul Alaniah
  87. Di Sudut Surau Mu Karya: Fanny YS
  88. Hitam Putih Karya: aLeryovan Nahli Erlangga
  89. Surau Sore Hari Karya:  Zahara Putri
  90. Fragmen Muazin Buta      - buat alm. Asmar Karya: Hairul Anam Al-Yumna
  91. Salam dari Masjid Karya: Novi arifiani
  92. Getar Rinduku Karya: Fransiska S Manginsela
  93. Di Masjid Karya: Fikrah Syailah Adam
  94. Rindu Karya: VanisaDesfriani
  95. Di Akhir Perjumpaan karya: Siti Nurjannah
  96. Rumah-Mu, Kedamaianku, Harapan atas Asaku Wawan Karuniawan Suyuti AF
  97. Izinkan Aku Kembali Karya: Fitri Juniarti (Azzura Aisy Sakinah)
  98. Senjaku di Pintu Surau  Karya: Yelfi Rahmi
  99. Di Pangkuan-Mu Ada Insyafku Karya: Febri Mira Rizki
  100. Aku Ingin Menemui-Mu Karya: Riyadi Marshall
  101. Surau Cahaya Hidayah Karya:  Nurul Azmi
  102. Dalam Malammu Karya: Rudianto
  103. Melepas Rasa Karya : Anisa Juniarti
  104. Gema dari Bangunan Berkubah Karya: Ncit AW
  105. Di Rumah-Mu Bersama Doaku Karya: Lina Ramdayani
  106. Doa-doa yang Mengiba Karya: Dayu Setya Anggarani
  107. Terbujur Kaku Karya: Alhafisyah Syahfatul Ai
  108. Jejak Terakhir Keyakinan  Karya: Robbi Saputra
  109. Mesjid Terindahku Karya: Askar Marlindo Stp
  110. Surau Di Ujung Sepi karya: IRFAN FAUZI.


 
Copyright (c) 2010 Segores Coretan and Powered by Blogger.