Judul : Insya Allah You’ill Find Your
Way
Penulis : Hengki Kumayandi
Penerbit : Wahyu Qolbu
Tebal : 352 Halaman
Terbit : Cetakan pertama, 2014
Kategori :Novel Islami
Sinopsis :
Kisah tentang tiga anak manusia dengan takdir
kehidupannya masing-masing. Tentang Bramudya Ilyas (Bram) yang berjuang untuk
bertahan hidup, tentang Fajrin yang begitu teguh dengan prinsipnya, dan tentang
Elis yang mencuri hati salah seorang di antara Bram dan Fajrin.
Ketiganya adalah sahabat sejati yang tengah mencari
dan menentukan jati diri. Lalu, bagaimana ketika cinta hadir di antara
ketiganya? Apakah persahabatan mereka masih tetap rekat? Dan, bagaimana ketika
persahabatan mereka harus terpisahkan oleh sebuah takdir?
Review :
Ini adalah novel ke dua dari Pak Hengki Kumayandi
tapi jadi novel pertama beliau yang aku baca. Aku benar-benar ingin membacanya
karena aku tertarik dengan judulnya dan beliau juga Kepala Sekolah grup
kepenulisan online Kobimo.
Novel ini fokus menceritakan sosok Bram. Seorang
mahasiswa pintar dan juga cukup alim. Dia terpaksa mengajar di sebuah sekolah
karena tuntutan biaya hidup. Parahnya, dia ditempatkan di sebuah sekolah yang
suka tawuran dan suka nyari masalah. Dari ini, aku berpikir sejenak. Apakah
Bram bisa melakukannya?
Suasana kelas yang kacau, penuh siswa-siswa urakan.
Aku bisa merasakan atmosfernya. Bram mulai menjalani hidupnya di sekolah
setelah dia pulang kuliah. Sosok Elis yang solehah dan juga teman satu kosnya
Fajrin menjadi penyemangat dan penguat baginya.
Ceritanya yang disajikan benar-benar inspiratif.
Perjuangan Bram untuk ‘menyulap’ murid-muridnya berbuah manis. Mereka yang pada
awalnya mengganggapnya hanya sebagai angin lewat, perlahan mencair dan berbalik
menjadikannya sebagai teman. Sayangnya, di akhirnya cerita dia harus kehilangan
dua hal yang paling berharga baginya. Bahkan aku sebagai pembaca sangat kaget
dan agak kesal. Kenapa Fajrin harus meninggal? Lalu setelahnya Elis juga
menyusulnya. Kurasa ini terlalu sadis buat Bram. Bab-bab terakhir sukses
membuat mataku berkaca-kaca.
Bahasanya yang ringan membuatku hanyut ke dalamnya. Namun persoalan-soalan tentang murid Bram terselesaikan agak terkesan terburu-buru. But, it will be too long kalau semuanya diceritakan terlalu detil, ehehe
Empat bintang untuk novel ini.
0 comments:
Post a Comment
Saya menghargai secret reader.
Jika mau berkomentar, tulis saja.
Jika tidak, cukup baca.
Dan kembali jika kau mau.